Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Senin, 18 Februari 2013

Sinopsis Korea




[Sinopsis K-Drama] Time Slip 

Dr. Jin Episode 13





==Sinopsis Time Slip Dr. Jin Episode 13==
Jin Hyuk, P. Heung Seon dan Tabib Yoo menghadap Raja. “Apakah Yang Mulia dalam keadaan sehat dan tenang pikirannya?”kata P.Heung Seon basa-basi.
“Apa seperti ini terlihat sehat bagimu? Uhuk..uhuk...”kata Raja yang setelah itu terbatuk-batuk. Tabib Yoo memperkenalkan Jin Hyuk sebagai tabib istana yang baru. P. Heung Seon menambahkan bahwa Jin Hyuk memiliki kemampuan medis yang luar biasa dan ia berharap Jin Hyuk berguna bagi Raja. “Apa Yang Mulia berkenan diperiksa?”
“Lee Ha Eung, apa di luar sana ada wanita yang menarik?”tanya Raja yang membuat P.. Heung Seon bingung. “Di dalam istana ini tabib ada di mana-mana...selagi kau di sini panggil para gisaeng. Mari kita bersenang-senang Pangeran Heung Seon.” Saat P. Heung Seon mengingatkan soal pemerintahan Raja tidak mau mendengarkannya.
Jin Hyuk dan P. Heung Seon berjalan pulang. P. Heung Seon bertanya apakah Jin Hyuk tahu mengapa kata Raja ditulis dalam bentuk seperti itu. (Mian..gak tahu bentuk hurufnya kayak gimana). P. Heung Seon menjelaskan bahwa di dalam huruf Raja itu terdapat satu kata langit, satu bumi dan satu manusia. Jika ketiga hal itu terserap dengan sempurna maka seorang Raja dapat memerintah dengan benar. P. Heung Seon berkata bahwa orang-orang yang berada di kediaman itu bukanlah Raja tapi orang-orangan sawah di sawah yang bernama Joseon dan si pemilik sawah adalah Menteri Kim. P. Heung Seon meminta Jin Hyuk untuk terus mengabarkan kesehatan Raja padanya.
Sepeninggalan P. Heung Seon Jin Hyuk berkata, “Raja Cheol Jong (Raja ke-25 Dinasti Joseon). Dikenal juga sebagai Putra Gang Hwa. Sebelumnya ia adalah seorang petani di Pulau Gang Hwa. Namun setelah menjadi Raja boneka yang diangkat oleh klan Ah Dong Kim, ia mengabaikan semua urusan pemerintahan. Dan dikenal sebagai Raja yang hanya menyukai pesta, arak dan wanita. Sesuai sejarah, tak lama lagi Raja Cheol Jong akan wafat karena penyakitnya. Tapi aku...di tengah sejarah yang rumit ini, apa yang harus kulakukan?
Saat Jin Hyuk baru saja tiba di Hwal In Seo, Tabib Heo langsung datang memeluknya. Ia senang karena berkat Jin Hyuk, ia bisa bekerja di rumah sakit istana. Ia tidak pernah membayangkan ia akan bertanggung jawab atas kesehatan Raja. Jin Hyuk mengingatkan bahwa ini hanya sementara dan mereka harus bolak-balik antara Hwal In Seo dan istana. Membuat obat dan melayani masyarakat yang datang ke Hwal In Seo juga merupakan pekerjaan penting.
Kyung Tak mengantar Young Rae ke rumahnya. Kyung Tak memintanya untuk menganggap bahwa mereka tidak pernah melihat Young Hwi dalam pemberontakan itu dan menganggap Young Rae tidak tahu apa-apa. Ini adalah bantuan terakhir yang bisa Kyung Tak berikan pada keluarga Hong. Young Rae lalu masuk ke dalam rumah. Jin Hyuk datang dan menanyakan keadaan Young Rae. Kyung Tak bilang itu bukan urusannya. Jin Hyuk meminta maaf dan berkata ia mengerti bagaimana rasanya kehilangan orang yang sangat berharga. “Jangan berlebihan! Kalaupun Young Hwi tidak tertembak oleh orang itu aku tetap akan menebasnya dengan pedangku,”tegas Kyung Tak. Ia lantas pergi.

Young Rae dengan mata berkaca-kaca memberitahu ibunya bahwa kakaknya sudah bertekad kuat dan tidak bisa dibujuk. Ia berkata Young Hwi tidak akan kembali sebelum lulus ujian negara. Ibunya bertanya bagaimana keadaan kakaknya. Young Rae bilang kakaknya baik-baik saja. Ibunya merasa senang mendengarnya.
Young Rae keluar kamar ibunya dan melihat Jin Hyuk di halaman rumahnya. Belum sempat Jin Hyuk berkata, Young Rae sudah berpaling dan masuk ke kamarnya. Sampai di kamar, Young Rae menangis sejadi-jadinya. Jin Hyuk juga bersedih di luar.
Kyung Tak menghadap Menteri Kim. Ia memuji keberhasilan Kyung Tak dalam membasmi pemberontak. Hal ini membuat Dae Gun iri. Menteri Kim menugaskan Kyung Tak untuk bekerja di Geum Wi Young (Markas Penjaga Istana). Menteri Kim berkata tugas utamanya bukanlah menjaga keluarga kerajaan melainkan melindunginya dan klan mereka dari musuh yang berusaha melawan mereka. Kyung Tak mengerti maksud ucapan Menteri Kim.
Kyung Tak kembali ke kamarnya. Ia melihat sebuah pedang. Ia ingat saat Young Hwi datang memintanya untuk menangkapnya dan menyelamatkan Young Rae. “Dengan pedang ini...pada akhirnya kaulah yang melukaiku.” Kyung Tak pun menangis.
P. Heung Seon dan Myeong Bok menghadap Ibu Suri. Ibu Suri senang melihat Myeong Bok. Ia bertanya pada Myeong Bok isi kitab Dae Hak yang telah dibaca Myeong Bok. Myeong Bok menjawab dengan lancar membuat Ibu Suri puas mendengarnya. Ibu Suri bertanya kitab apa yang sekarang dibaca Myeong Bok. Myeong Bok menjawab kitab Ja Chi Tong Gam. Ibu Suri sangat terkejut mendengarnya. Ia lalu bertanya lagi apakah Myeong Bok tahu kitab apa yang dibacanya itu. Myeong Bok melirik ayahnya sebentar. Dengan agak takut ia lalu menjawab bahwa kitab itu berisi tentang kebijaksanaan yang harus dilakukan oleh seorang Raja. Ibu Suri bertanya lagi menurut Myeong Bok bagaimanakah seharusnya kebijaksanaan seorang Raja itu. Myeong Bok berkata ia belum mampu menjawabnya. “Oleh karena itu hamba membawanya kemari agar ia belajar dari Anda, Yang Mulia,”jelas P. Heung Seon. P. Heung Seon menyuruh Myeong Bok keluar dulu.

Sementara itu, Jin Hyuk dan Tabib Heo datang ke rumah sakit istana. Di sana, Tabib Yoo sudah menunggu mereka. Ia memarahi mereka berdua karena terlambat datang. Sebab sudah satu jam lalu baginda Raja terbangun. (Jadi maksudnya mereka harus sudah datang sebelum Raja bangun kale..). Jin Hyuk lalu bertanya apa yang harus mereka kerjakan.Tabib Heo dan Jin Hyuk menghadap Raja seraya membawa jamu untuk batuk menahun dan gangguan pernafasan. Mereka meminta Raja meminumnya. Tapi Raja menolak untuk meminum jamu tersebut. Malah menyuruh mereka keluar. Tabib Heo tetap bergeming. Ia tetap meminta Raja meminumnya agar sehat dan segera memiliki keturunan. “Keturunan! Keturunan! Jika kau menyebut keturunan sekali lagi akan kusobek mulutmu,”teriak Raja marah.

“Selain masalah keturunan, kondisi Anda sangatlah lemah yang menyebabkan kekebalan tubuh Anda juga lemah. Jika terus begini Anda juga akan mendapat penyakit yang lain. Demi tubuh Anda, mohon Yang Mulia meminum jamu ini,”kata Jin Hyuk memberanikan diri. “Aku ini Raja! Raja! Sang Raja berkata tidak ingin meminumnya, beraninya kau! Memangnya kau ini siapa? Kau berani menentangku. Hah?”kata Raja yang menjadi sangat marah. Namun tiba-tiba Raja kesulitan bernafas. Semua menjadi panik. Jin Hyuk bertanya pada kasim apakah Raja sering mengalami sesak nafas seperti ini. Kasim berkata jika Raja terlalu bersemangat memang seperti ini tapi tidak sampai separah ini.

Jin Hyuk menduga ini adalah hiperventilasi (bertambahnya tekanan udara di perut bagian bawah yang menyebabkan perasaan udara memenuhi tenggorokan). “Penyakit ini muncul saat terlalu gembira atau tertekan. Yang menyebabkan pernafasan menjadi tidak teratur,”jelas Jin Hyuk. Dalam kasus ini, penanganan darurat..ya paper bag. Jin Hyuk lantas menyobek kertas dalam buku yang tergeletak di meja Raja. Ia lalu menyuruh kasim mengambilkan lem atau sejenisnya. Tabib Heo meminta kasim membawakan nasi saja. Jin Hyuk lalu membuat semacam paper bag. Setelah jadi, Jin Hyuk menempelkannya ke mulut Raja sehingga Raja bernafas dengan menggunakan paper bag. “Tubuh kita menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida saat bernafas. Gejala ini adalah akibat dari pengeluaran karbondioksida yang berlebihan. Untuk menanganinya pasien perlu menghirup kembali karbondioksida, setelah itu nafasnya menjadi normal kembali.” Benar saja, nafas Raja kembali normal.
Kembali ke istana Ibu Suri. Ibu Suri menyangka pasti P. Heung Seon ada maksud tersembunyi dengan membawa Myeong Bok ke hadapannya. P. Heung Seon dengan berterus terang berkata ia ingin Myeong Bok dijadikan sebagai putra angkat Ibu Suri. Dengan kata lain, Ibu Suri bisa mengangkat calon pewaris tahta secara diam-diam. Mengingat sang Raja sedang sakit keras. “Apa kau menyuruhku untuk merencanakan pengkhianatan?”tanya Ibu Suri marah. Beliau lalu menyuruh dayangnya masuk, sepertinya hendak mengusir P. Heung Seon.
“Apa Anda akan membiarkan Menteri Kim yang menentukan Raja berikutnya? Berapa lama Anda hanya akan membenci mereka dan meratapi dunia di ruangan sekecil ini? Apa tebakan hamba salah? Yang Mulia, Anda harus mengingat saat Raja terdahulu mangkat. Bahkan sebelum Raja Heon Jong meninggalkan wasiat terakhirnya mengenai pewaris tahta, tanpa Anda ketahui diam-diam mereka telah mengambil stempel Raja dan menentukan pewaris tahta berikutnya. Benarkah Anda telah melupakan penghinaan itu? Meski keputusan tentang siapa pewaris tahta ada di tangan Ibu Suri, sangatlah mungkin bagi mereka untuk mengambil kesempatan atas ketidakberanian Baginda Raja lalu mereka menentukan calon pewaris tahta. Benarkah Anda akan membiarkan Raja boneka lain menguasai negeri ini?”
Dayang Ibu Suri datang namun Ibu Suri menyuruhnya keluar. Sepertinya Ibu Suri mulai memikirkan usul P. Heung Seon. “Yang Mulia, seperti dahulu, sebagai pimpinan pemerintahan dan negara ini, tunjukkanlah kekuatan itu lagi Yang Mulia. Myeong Bok bisa menjadi batu pijakan Ibu Suri,”bujuk P. Heung Seon. Ibu Suri tampak memikirkan betul-betul ucapan P. Heung Seon.Myeong Bok dan pejabat Lee menunggu kedatangan P. Heung Seon dengan gelisah. Pejabat Lee bertanya bagaimana hasil pertemuan P. Heung Seon dan Ibu Suri. P. Hueng Seon berkata bahwa Ibu Suri akan membicarakan langkah-langkah pengangkatan anak pada pertemuan berikutnya. Pejabat Lee senang mendengarnya, itu artinya usaha mereka bisa dikatakan berhasil.
Rupanya ada yang menguping pembicaraan mereka. Kyung Tak datang menghampiri mereka. Tanpa berprasangka buruk, P. Heung Seon menyapanya dan mengucapkan terima kasih karena Kyung Tak telah menyelamatkannya dari penjara. Kyung Tak bilang ia tidak melakukannya demi P. Heung Seon. Apa pun alasannya P. Heung Seon tetap berterima kasih.
Menurut P. Heung Seon, Menteri Kim pasti sangat menyayanginya sebab Kyung Tak naik pangkat menjadi penjaga istana sekarang. Kyung Tak gantian menyindir P. Heung Seon yang sering mengunjungi Ibu Suri pasti sedang membicarakan masalah yang menarik. P. Heung Seon hanya tertawa,”Hahaha...sepertinya Menteri Kim masih menyisakan keturunan yang membanggakan seperti kau.”
Ha Eung dan Myeong Bok bersiap pulang. Myeong Bok bertanya apakah menjadi Raja itu baik. Ha Eung berkata daripada memikirkan baik tidaknya menjadi Raja sebaiknya Myeong Bok menjadi Raja yang baik. Myeong Bok takut ia tidak bisa menjadi Raja yang baik. Ha Eung meminta Myeong Bok agar tidak usah cemas sebab ia pasti membantunya.

“Apa kau bilang? Pengangkatan anak?” tanya Menteri Kim yang sangat terkejut mendengar laporan Kyung Tak. “Apa gunanya mengangkat anak di usia setua itu?”tanya Dae Gun yang tidak mengerti maksud dari laporan Kyung Tak tadi. (Alias telmi). Sedangkan Kim Beok Yi mengira Ha Eung ingin mendapat jabatan sehingga membujuk Ibu Suri untuk mengangkat anaknya. (Ini lagi, juga sama telminya). “Kalian masih tak paham juga? Ha Eung berusaha membujuk Ibu Suri untuk menetapkan calon pewaris tahta,”kata Menteri Kim. Menteri Kim lalu mengajak mereka menemui Raja.
Sementara itu Tabib Heo dan Jin Hyuk sedang berjalan pulang dari istana. Tabib Heo merasa bersyukur atas selamatnya Raja dari kejadian tadi. Jika tidak, maka mereka bisa dihukum pancung karena dianggap tidak berhasil menyelamatkan Raja. Tabib Heo menyadari Jin Hyuk tidak menghiraukan perkataannya sebab Jin Hyuk sedang memperhatikan Young Rae yang berada di pasar.
Jin Hyuk menemui Young Rae. Young Rae yang berusaha menghindarinya jadi tidak bisa mengelak. Jin Hyuk meminta maaf padanya. Young Rae bertanya apakah Jin Hyuk menyesal karena membiarkan hakim yang telah membunuh kakaknya itu selamat dari sekaratnya. Dengan wajah tertunduk, Jin Hyuk berterus terang bahwa ia tidak menyesali pilihannya saat itu. “Sudah kuduga,”kata Young Rae lalu beranjak pergi. “Agasi (nona)...”panggil Jin Hyuk.
“Saya memahami dan tidak menyalahkan Anda. Namun, saya tetap belum bisa melihat wajah Anda dan berpura-pura tak terjadi apa-apa.”
“Kau boleh membenciku tapi..tetaplah datang ke Hwal In Seo. Karena itu adalah impianmu,”bujuk Jin Hyuk.
“Jadi Anda menyuruhku menjadi tabib dan menyelamatkan orang-orang yang layak mati?”
“Tabib hanyalah manusia. Tak ada yang berhak untuk menentukan siapa yang harus diselamatkan dan siapa yang layak mati dengan sembarangan,”kata Jin Hyuk sambil mengingat ucapan Mi Na padanya tentang hal itu. “Karena aku bukan Tuhan. Kutunggu kau di Hwal In Seo.”
Sementara itu, Baginda Raja, Menteri Kim dan para anteknya menemui Ibu Suri. Raja menanyakan apakah benar Ibu Suri akan mengangkat putra kedua Ha Eung sebagai anak. Raja beralasan jika berita itu tersebar maka akan terjadi kesalahpahaman bahwa Ibu Suri telah mempersiapkan calon pewaris tahta. Menteri Kim dan para anteknya terus membujuk Ibu Suri agar memikirkan kembali soal pengangkatan anak sebab hal ini bisa dianggap sebagai pemberontakan. Mereka beralasan khawatir akan keselamatan Ibu Suri. Ibu Suri menahan marah sambil mengepalkan tangannya.
Di saat yang tidak diharapkan P. Heung Seon datang menghadap. Ia terkejut saat melihat baginda Raja ada di kediaman Ibu Suri. “Maafkan hamba. Hamba tidak tahu jika baginda datang menghadap.”
“Aku juga tidak tahu jika aku akan datang kemari,”desah Baginda lirih. (Haha..jadi ketawa denger ucapan Raja ini. Kelihatannya Raja sangat tertekan karena jadi boneka keluarga Kim).
“Kebetulan sekali kau kemari. Kapan aku pernah bilang akan menjadikan putra keduamu sebagai anak angkatku?”
“Ibu Suri..itu..” Belum selesai P. Heung Seon bicara, Ibu Suri bertanya pada Menteri Kim apakah perkataannya tadi cukup untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini. “Selama Baginda masih hidup semua itu tidak akan terjadi. Jika kalian sudah mengerti maka kalian pergilah!”perintah Ibu Suri berang. Para antek Menteri Kim keluar istana Ibu Suri dengan tertawa terbahak-bahak. Sedangkan P. Heung Seon berwajah lesu.
Di gibang, Ha Eung menceritakan apa yang terjadi pada Pal Yi dan Choon Hong. Choon Hong berkata pasti Menteri Kim sudah tahu niat Ha Eung dari awal dan tidak akan tinggal diam. Pal Yi mengeluh jika mereka terus maju ada gunung yang menghadang, jika mundur ada neraka yang sudah menunggu. Tiba-tiba Ha Eung teringat sesuatu yaitu mereka masih memiliki emas batangan yang dicuri dari kediaman Menteri Kim. Ha Eung memiliki ide untuk ‘mengembalikannya’. Pal Yi kaget. Sepertinya Ha Eung memiliki rencana lain. Belum selesai mereka membahas, ada tamu yang ingin bertemu dengan Choon Hong.
Rupanya Jin Hyuk yang ingin menemuinya. Choon Hong heran, tumben Jin Hyuk ingin menemuinya. Tanpa basa basi Jin Hyuk bertanya mengapa ia datang ke dunia ini yang berbeda dengan dunianya. Ia menganggap Choon Hong mengetahui segalanya. Choon Hong bertanya apakah Jin Hyuk menanyakannya karena Young Rae. Jin Hyuk mengiyakan dan bertanya lagi mengapa ia bisa bertemu dengan orang yang mirip sekali dengan Mi Na. “Agasi (nona) itu seharusnya tidak terlibat. Bukankah saya pernah berkata Anda tidak ditakdirkan untuk bertemu dengan agasi itu. Anda tidak boleh memiliki perasaan terhadapnya,“kata Choon Hong.
“Itulah sebabnya kau harus menjawab pertanyaanku. Kau sudah tahu aku dari masa depan. Bagaimana bisa kau mengetahui semua itu?”desak Jin Hyuk.
Dengan mata berkaca-kaca dan agak ragu, Choon Hong mengambil sebuah barang dari laci dan memperlihatkannya ke hadapan Jin Hyuk. Betapa terkejutnya Jin Hyuk melihat barang di tangan Choon Hong adalah rubik (sebuah mainan) yang seharusnya tidak ada di dunia yang saat ini ia berada. Jin Hyuk bertanya darimana Choon Hong mendapatkan rubik itu. “Sekarang..apa Anda sudah mengingatnya?”tanya Choon Hong.
Jin Hyuk lalu mengingat-ingat kejadian sebelum ia terlempat ke dunia zaman Joseon. Saat di rumah sakit, ia melihat seorang anak perempuan yang sedang membawa rubik dan berada di kursi roda. Jin Hyuk mengajak berbincang anak itu namun anak itu diam saja dan malah pergi. Jin Hyuk terkejut mengingat kejadian tersebut. “Apakah..kau...”
“Benar. Anak itu adalah saya,”jawab Choon Hong.
Choon Hong bercerita saat ia berumur 10 tahun ia kabur dari gibang. Ia terjatuh dari tebing yang curam. Saat terbangun, ia sudah berada di dunia yang baru pertama kali dilihatnya. “Dan orang yang pertama kali saya temui adalah Anda..Tuan.” (Jin Hyuk lah yang mengobatinya di rumah sakit). “Tanpa sengaja Anda jugalah yang menyelamatkan nyawa saya saat tenggelam. Selama ini saya hanya menganggap semua itu hanyalah mimpi. Tidak, saya harus percaya bahwa itu hanya mimpi agar dapat melanjutkan hidup saya. Namun, saat Anda menyelamatkan saya untuk kedua kalinya, saya pun ingat semuanya. Saya..telah menunggu Anda begitu lama. Saya mengetahui banyak hal yang semestinya tidak saya ketahui. Rasanya saya tak kuasa menanggungnya. Hal-hal yang sulit dipercaya...semuanya itu..”
“Lalu..Bagaimana kau bisa kembali?”tanya Jin Hyuk tak sabar.
“Saya tak tahu sampai sejauh itu. Maaf saya ada tamu yang lain..”kata Choon Hong menghindar. Jin Hyuk terus mendesaknya. Choon Hong hanya berkata bahwa jika segalanya kembali sebagaimana mestinya maka Jin Hyuk akan menemukan jawabannya sendiri. Choon Hong menyarankan Jin Hyuk agar melupakan Young Rae.Menteri Kim memanggil Kyung Tak untuk menanyakan siapa pimpinan pemberontak yang telah dihabisi oleh Kyung Tak. Awalnya Kyung Tak terdiam cukup lama namun akhirnya ia mengatakan bahwa pimpinan pemberontak itu adalah Hong Young Hwi. Menteri Kim agak marah sebab berita sepenting ini tidak dilaporkan Kyung Tak. Dae Gun yang juga berada di sana menuduh Kyung Tak melindungi Young Hwi. Menteri Kim menganggap keluarga Hong membawa sial baginya. Oleh karena itu ia memerintahkan untuk melepas status bangsawan keluarga Hong dan menjadikan mereka budak. Dae Gun senang mendengarnya sedangkan Kyung Tak terkejut. Kyung Tak beralasan jika mereka melakukan itu maka itu akan menghancurkan martabat keluarga mereka jika berita ia dulu hampir menikahi putri dari keluarga Hong tersebar. Lagipula ia mengaku telah menghabisi Young Hwi meskipun ia adalah sahabat karibnya. Kyung Tak menawarkan sebuah solusi...

Beok Yi datang menemui Dae Gun dan mengabarkan berita baik. Bahwa Dae Gun bisa memiliki kembali emas batangan yang telah dicuri. “Emas batangan?” Dae Gun terkejut.
Young Rae berlari mengejar Kyung Tak. “Apa maksud Anda dengan pernikahan?”tanya Young Rae. Kyung Tak berkata mereka harus melakukan pernikahan jika tidak ingin keluarganya menjadi budak. Young Rae berkata dengan lirih bahwa ia lebih memilih menjadi budak. “Bagaimana kau bisa mengatakannya? Apa kau rela ibumu yang sudah tua menjadi budak?”
“Namun..”
“Aku tidak meminta hatimu tapi Young Hwi lah yang telah...memintanya sebagai permintaan terakhir. Apa pun yang terjadi aku harus melindungimu. Kumohon, biarkan aku memenuhi janji terakhirku.”Pal Yi menemui Dae Gun dan Beok Yi dengan berpura-pura sebagai pedagang dari Cina. Pal Yi berbohong dengan mengatakan bahwa ibunya lah yang berasal dari Joseon. Ia terbiasa bolak-balik ke Cina sejak kecil. Pal Yi lalu memperlihatkan emas batangan yang dulunya milik Dae Gun. Melihat emas batangan itu, mata Dae Gun langsung hijau. Namun tidak segampang itu untuk mendapatkan emasnya kembali. Dae Gun harus menyerahkan bukti transaksinya dengan orang barat kepada Pal Yi. Dae Gun pun menyanggupinya.

Setelah transaksi itu, Beok Yi pun meminta Pal Yi menyerahkan kertas yang berisi pengakuan kejahatannya mengambil uang negara yang telah ditanda tanganinya. Ia beralasan sudah melakukan tugasnya (membujuk Dae Gun menyerahkan bukti transaksi). Pal Yi berjanji akan menyerahkan kertas itu jika Beok Yi berhasil membujuk Dae Gun sampai Dae Gun menyerahkan bukti transaksinya.

Jin Hyuk berjalan-jalan sambil melamun. Ia masih memikirkan segala perkataan Choon Hong padanya. Raja dibelakangnya bertanya apa yang dipikirkan Jin Hyuk. Jin Hyuk terkejut menyadari Raja sudah berada di belakangnya. (Hah? Emang ini di mana? Di istana pastinya). Jin Hyuk bilang ia hanya agak asing di tempat ini. Raja berkata ia juga merasakan hal yang sama. Meskipun ia sudah tinggal di istana lebih dari 10 tahun tapi rasanya ia tetap berada di dunia yang berbeda. Raja ingin kembali ke pulau tempat di mana ia dulu tinggal. Menjadi anak petani yang tidak tahu apa-apa. “Kembali kepada seseorang yang kutinggal di sana,”kata Raja.
Dengan agak ragu, Jin Hyuk bertanya apakah Raja juga memiliki seorang kekasih. “Apa kau juga memiliki kekasih di hatimu? Apa kau juga ingin kembali seperti aku?” Raja malah balik bertanya.
“Hamba tak tahu...apa yang sebenarnya hamba inginkan,”jawab Jin Hyuk.
“Manusia itu bodoh. Setelah berpisah mereka baru tahu apa yang mereka inginkan. Mungkin..kau sudah tahu apa yang kau inginkan. Meski aku tak tahu apa yang menghalangimu mendapatkannya,”kata Raja. Jin Hyuk tampak berpikir.
Young Rae berjalan hendak menemui Jin Hyuk tetapi ia ragu. Ia malah bertemu dengan Choon Hong. Choon Hong mengajak berbincang sambil minum arak. Setelah mereka duduk di depan meja. Choon Hong tanpa basa-basi bertanya apakah Young Rae ingin menemui Jin Hyuk. Choon Hong dapat menebak jawaban Young Rae karena ia tahu bagaimana ekspresi Young Rae saat menemui Jin Hyuk. Choon Hong juga bertanya apakah Young Rae sedih karena akan menikah dengan Kyung Tak. “Apakah perasaanmu terhadap tabib Jin Hyuk demikian hebatnya?”
“Perasaan ini...hanya aku yang merasakannya. Hanya aku.”
“Apakah hanya Anda yang memiliki perasaan itu? Apakah Anda tidak pernah berpikir sebaliknya? Dia memandangi Anda dengan cemas saat Anda disiksa. Dia juga menyertai Anda ke kastil di Jinjoo karena mengkhawatirkan Anda bukan? Namun meskipun dia membalas perasaan Anda, Anda tetap harus menikah dengan Tuan Kim Kyung Tak.”
Young Rae tidak mengerti maksud ucapan Choon Hong. “Itulah takdir Anda, Agasi. Jika Anda tidak mengikuti takdir Anda, maka Tabib Jin akan berada di sini selamanya dan tidak akan pernah kembali,”jelas Choon Hong.
“Bagaimana bisa Anda mengetahuinya?”tanya Young Rae terkejut.
“Ini hanyalah nasihat dari seorang gisaeng si tukang ramal ini. Mohon ingatlah selalu. Ini semua demi kebaikan Tabib Jin. Dia harus kembali. Dan dia memang ditakdirkan untuk kembali,”tegas Choon Hong.Malam itu Young Rae tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan perkataan Choon Hong. Ia ingat Jin Hyuk memiliki kekasih di dunianya sehingga Jin Hyuk ingin kembali ke dunianya. Ia merasa sedih. Ia menangis sambil memukuli dadanya. Sepertinya ia menanggung beban yang sangat berat.

Pal Yi dan anak buahnya datang menemui Ha Eung dengan kabar gembira. Mereka telah mendapatkan bukti transaksi Dae Gun dengan orang barat. Ha Eung sangat puas dengan hasil kerja Pal Yi and the gank. Ia sangat penasaran bagaimana wajah Menteri Kim saat dia menunjukkan bukti transaksi itu.Keesokan harinya, Ha Eung melangkah masuk ke istana dengan mantap. Di hadapan Raja dan seluruh pejabat, Ha Eung melaporkan bahwa ada pihak yang telah melanggar larangan bertransaksi dengan orang barat. Kim Beok Yi langsung panik mendengarnya sedangkan Menteri Kim tetap tenang. “Apakah yang Anda maksud adalah ini, Pangeran Heung Seon?” Menteri Kim lalu menunjukkan emas-emas batangan dalam sebuah peti. Ha Eung terkejut melihatnya. “Tak hanya itu, hamba juga telah menangkap pelakunya,”kata Menteri Kim.
“Bawa dia masuk,”perintahnya. Betapa kagetnya semua orang saat melihat Kim Dae Gun dibawa masuk. Terlebih Ha Eung. Gagal sudah rencananya menjatuhkan martabat keluarga Kim.
Singkat kata Menteri Kim mengakui bahwa putranyalah yang bertransaksi dengan orang barat dan ia sendiri yang menangkapnya. Menteri Kim bahkan meminta Raja menjatuhkan hukuman mati pada anaknya. Ha Eung angkat bicara. Ia meminta agar Raja tidak menghukum satu orang saja. ”Hamba juga pantas dihukum karena tidak mendidik putra hamba dengan baik,” Menteri Kim langsung menyahut. Kim Beok Yi langsung membela Menteri Kim. Bahwa sudah terbukti kesetiaan Menteri Kim dengan menyerahkan darah dagingnya sendiri untuk dihukum. Raja menjadi bingung dan pusing. Akhirnya Raja memutuskan untuk mengirim Dae Gun ke pengasingan.
Ha Eung keluar dengan wajah yang putus asa. Ia merobek-robek bukti transaksi tersebut. Jin Hyuk yang baru tiba di istana heran dan bertanya apa Ha Eung ada masalah. Ha Eung pun lalu ‘curhat’ pada Jin Hyuk. Bahwa tiba-tiba ia merasa takut untuk menjadikan Joseon yang lebih baik. Ia berharap Jin Hyuk sebagai temannya tetap mempercayainya. Jin Hyuk semakin tidak mengerti.

Sementara itu, Dae Gun terus memohon pada ayahnya untuk menolongnya. Menteri Kim marah besar. “Siapapun yang hendak menjatuhkan martabat keluargaku aku akan menghabisinya meski itu darah dagingku sendiri.” Dae Gun tetap dibawa pergi ke pengasingan.Flashback. Saat Dae Gun kembali ke kediaman Menteri Kim, ia disergap oleh anak buah Kyung Tak. Dae Gun ditangkap dan emasnya disita.Flasback End
Menteri Kim bertanya darimana Kyung Tak tahu bahwa pedagang yang bertransaksi dengan Dae Gun ada hubungannya dengan Ha Eung. (Pedagang itu adalah Pal Yi yang menyamar). Kyung Tak mengetahuinya dengan bertanya dengan pedagang di penginapan dan ternyata tidak ada pedagang seperti mereka maka ia bisa menebak pasti mereka adalah suruhan Ha Eung. Menteri Kim bertanya apa Kyung Tak mengikuti Dae Gun diam-diam. Kyung Tak bilang ia hanya menjalankan perintah dari Menteri Kim untuk menjaga Dae Gun. Pelayan melapor putri keluarga Hong datang bertamu. Kyung Tak terkejut.
Young Rae menghadap Menteri Kim dengan tata cara resmi (yaitu menunduk kayak menghadap Raja). “Tuan Besar, saya bersedia menikah dengannya. Jadi mohon selamatkan keluarga saya,”pinta Young Rae.
“Bagaimana aku bisa mempercayaimu?”tanya Menteri Kim. Menteri Kim berkata setelah menikah dengan keluarga Ah Dong Kim maka Young Rae tidak boleh kembali ke Hwal In Seo (balai pengobatan). Young Rae meminta maaf karena ia tidak tahu perbuatannya selama ini malah menjatuhkan martabat Kim Kyung Tak dan Menteri Kim. “Mulai sekarang, setelah menjadi istri dari pria ini maka saya akan menjadi keluarga Ah Dong Kim seumur hidup saya.” Menteri Kim puas dengan jawaban Young Rae dan ia menyetujui pernikahan mereka.

Setelah menghadap Menteri Kim, Young Rae meminta maaf karena akan menikahi Kyung Tak dengan perasaan seperti ini. Kyung Tak berjanji akan melindungi Young Rae dan keluarganya apapun yang terjadi.

Tabib Heo memberitahu Jin Hyuk bahwa Young Rae akan menikah dengan Kyung Tak. Tabib Heo bercerita bahwa Young Rae mengambil semua barangnya di Hwal In Seo dan berpamitan pada semua orang karena ia tak akan kembali lagi ke Hwal In Seo.
Jin Hyuk berjalan-jalan ke pasar sambil melamun. Ia memikirkan perkataan Raja padanya. Ia lalu bertemu Young Rae (sepertinya emang udah nunggu). Jin Hyuk mengucapkan selamat atas pernikahan Young Rae yang akan berlangsung. Jin Hyuk bertanya apakah impian Young Rae untuk mempelajari ilmu pengobatan akan terhenti. Young Rae menjawab bahwa tidak ada gunanya ia mempelajari itu semua jika sejarah telah menulis bahwa tidak tabib wanita di zamannya seperti yang dulu Jin Hyuk pernah bilang padanya. Ia akan belajar hidup rasional demi kebaikan semua pihak. Young Rae lalu pamit.

Jin Hyuk kembali ke Hwal In Seo dengan lemah. Tabib Heo tergopoh-gopoh menghampirinya. Ia mengabarkan terjadi sesuatu pada Raja.
Tabib Heo dan Jin Hyuk pergi ke istana Raja. Di sana sudah ada Tabib Yoo yang sedang memeriksa Raja. Tabib Heo melaporkan bahwa sudah beberapa hari ini Raja mengalami gangguan pencernaan. Mereka berusaha mengobatinya dengan jamu dan akupuntur. Jin Hyuk langsung menggantikan Tabib Yoo memeriksa Raja. Jin Hyuk menekan perut bagian kiri, Raja tidak bereaksi. Jin Hyuk lalu menekan perut bagian kanan, Raja langsung kesakitan. “Sakit perut bagian kanan?”batin Jin Hyuk. Jin Hyuk lalu melepaskan tangannya, Raja bertambah kesakitan. “Sakitnya semakin meningkat saat tekanan dilepaskan? Itu artinya di bagian usus buntu. Ini usus buntu akut. Dengan kesempatan sekecil ini...?

Ha Eung terkejut mendengar berita tentang Raja dari Pal Yi dan anak buahnya. Mereka juga melaporkan bahwa Jin Hyuk akan segera melakukan pembedahan. Pal Yi memberikan pendapatnya pada Ha Eung. Bahwa jika Raja meninggal maka ini kesempatan Ibu Suri untuk mengangkat Myeong Bok menjadi anak angkatnya dan menjadikannya pewaris tahta. Ha Eung tampaknya mempertimbangkan pendapat Pal Yi.Di Rumah Sakit istana, Jin Hyuk meminta tabib Heo kembali ke Hwal In Seo untuk mengambil obat bius. Sedangkan Jin Hyuk juga sedang bersiap-siap. Ha Eung menghampiri Jin Hyuk dan bertanya apa nyawa Raja dapat terancam.
“Tidak sampai seperti itu. Tapi jika terlambat melakukan pembedahan maka usus Raja akan pecah dan nyawanya terancam.”
“Kalau begitu jangan lakukan pembedahan!”
“Hah?”
“Demi bangsa Joseon ini, Raja yang sekarang harus mati!”

                                                                ==To be Continued!==
   


                                                                                                                            

                                                                                                           




0 komentar:

Posting Komentar